POSTED BY amc balikpapan | Jul, 03, 2018 |

Asma pada anak-anak memiliki spesifikasi yang perlu ditangani secara berbeda pada tiap usia. Sehingga penting untuk mengenali kondisi mendetail pada tiap anak pengidap asma. 

Apa Pemicu Asma?

Penyebab dasar asma belum diketahui. Walau demikian banyak faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena asma.

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya asma atau membuat asma pada anak menjadi makin parah, antara lain:

  • Lahir dalam kondisi berat badan di bawah normal.
  • Lahir prematur.
  • Paparan asap rokok, termasuk saat masih dalam kandungan dan setelah dilahirkan.
  • Terdapat riwayat anggota keluarga yang mengidap asma, eksim, gatal-gatal, atau rhinitis.
  • Infeksi saluran pernapasan yang terjadi berulang-ulang dan bersifat parah seperti pneumonia.
  • Riwayat alergi yang pernah dialami seperti pada kulit atau eksim, dan alergi makanan,
  • Paparan polusi udara atau asap rokok saat masih di dalam kandungan dan setelah lahir.
  • Anak laki-laki lebih berisiko mengidap asma daripada anak perempuan.

Apa Sajakah Tanda-tanda Anak yang Mengidap Asma?

Gejala asma sudah dapat dikenali pada usia balita. Pada tiap anak di berbagai usia, gejalanya dapat sangat bervariasi. Sebagian anak dapat merasakan gejala ringan yang dirasakan hampir pada tiap hari. Gejala ini dapat memburuk ketika terpapar pemicu tertentu seperti udara dingin atau asap rokok. Sementara beberapa anak lain jarang merasakan gejala, namun dalam seketika bisa mengalami serangan yang berat.

Berikut ini adalah gejala-gejala asma yang umumnya dialami:

  • Batuk yang bersifat menetap/ tidak kunjung sembuh.
  • Kesulitan bernapas. Jika anak Anda masih bayi, Anda dapat mendeteksi kesulitan bernapas si kecil saat menyusui atau memberinya makan.
  • Mengi atau muncul bunyi saat bernapas.
  • Saat beraktivitas, anak tampak kurang bertenaga, mudah lemas, dan sering batuk.
  • Tarikan napas yang pendek dan cepat.
  • Retraksi atau dada bergerak naik turun ketika bernapas.
  • Si kecil sering merasakan sesak di dada.
  • Bronkitis yang terjadi berulang kali dapat menjadi pertanda asma pada balita.

Pada beberapa anak dan situasi tertentu, gejala bisa menjadi makin parah, ditandai dengan hal-hal berikut ini:

  • Napas yang terengah-engah dan cepat membuat anak bicara dengan terbata-bata.
  • Anak terlihat tersengal-sengal saat menarik napas.
  • Perut mengempis ke bawah tulang rusuk karena sulitnya menarik napas.
  • Alat bantu pernapasan tidak mampu membantu meredakan kesulitan bernapas.

Jika ini terjadi, segera bawa anak Anda ke rumah sakit.

Bagaimana Menangani Asma pada Anak?

Dalam mendampingi anak yang mengidap asma, orang tua perlu melakukan beberapa hal berikut ini:

  • Kenali dan catat gejala yang dialami anak-anak. Ketahui juga seberapa buruk gejala asma memengaruhi aktivitas keseharian mereka.
  • Mendeteksi seberapa sering serangan asma kambuh.
  • Kenali faktor pemicu yang dapat menyebabkan gejala memburuk seperti: hawa dingin, bulu binatang, olahraga, asap rokok.
  • Ketahui apa yang perlu dilakukan ketika serangan asma terjadi.
  • Pahami berbagai macam jenis pengobatan asma dan cara kerja masing-masing obat.
  • Dengan bantuan dokter, menentukan pengobatan yang tepat untuk menangani asma anak.
  • Apakah pengobatan sudah berhasil menangani gejala yang timbul dan mengurangi frekuensi serangan asma.
  • Mengetahui efek samping masing-masing obat, sehingga anak tidak diberikan obat melebihi dosis.
  • Mengetahui seberapa baik paru-paru anak bekerja dengan alat tes peak flow meter.
  • Mengetahui gejala-gejala kondisi darurat terjadi dan kapan harus segera mengantar anak ke rumah sakit.

 

TAGS:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *